Sabtu, 31 Desember 2011

BAB I PENDAHULUAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2001). Maka dari itu, segala aspek kehidupan manusia Indonesia yang berpengaruh terhadap kesehatan perlu mendapat perhatian, di antaranya mengenai kesehatan ibu dan anak melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sebagaimana tertuang dalam Kepmenkes RI Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif Bagi Bayi Di Indonesia. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut, Departemen Kesehatan telah menetapkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI secara eksklusif (Depkes RI, 2007). UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1.3 juta anak berusia di bawah lima tahun. Suatu penelitian di Ghana diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menunujukkan, 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Namun, di Indonesia hanya 8% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan hanya 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setetalh kelahirannya. Padahal sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia di bawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir (Baskoro, 2008). Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada 2002 menjadi 27,9% pada 2007. UNICEF menyimpulkan, cakupan ASI eksklusif enam bulan di Indonesia masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2007, menunujukkan bahwa jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif hanya mencapai 53,75%, sedangkan berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Garut tahun 2009, jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar 26,57%. Berdasarkan hasil pendataan Praktek belajar Lapangan (PBL) tanggal 01 Juni sampai 07 Juni 2011 di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang, dari 198 ibu yang mempunyai anak usia 1 tahun sebanyak 83 ibu (41.92%) tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Hal ini menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang masih rendah. Hal tersebut dikhawatirkan akan memberikan dampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak bayi apabila tidak segera ditangani. Mengingat pentingnya ASI eksklusif bagi bayi, maka penulis tertarik untuk menganalisis permasalahan ASI eksklusif tersebut lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul: “Gambaran Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Tahun 2011”. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari pembuatan laporan ini adalah untuk untuk mendapatkan gambaran rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang Kabupaten Garut tahun 2011. 1.2.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus pembuatan laporan ini adalah untuk: 1. Mengidentifikasi masalah rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang Kabupaten Garut tahun 2011. 2. Mengetahui permasalahan dan analisis akar penyebab masalah rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang Kabupaten Garut tahun 2011. 3. Menyusun rencana pemecahan masalah untuk direkomendasikan jalan keluar permasalahan rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang Kabupaten Garut tahun 2011. 1.3 Manfaat Penulisan 1.3.1 Bagi Penulis Meningkatkan wawasan penulis mengenai ASI eksklusif, mampu mengenali permasalahan kesehatan di masyarakat serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat dibangku kuliah ke tengah masyarakat. 1.3.2 Bagi Mahasiswa STIKes Garut Menambah wawasan yang luas, meningkatkan ilmu pengetahuan, dapat menerapakan aplikasi ilmu dan mendapatkan pengalaman baru, pemikiran baru sehingga muncul ide serta dapat mengembangkan penemuan khususnya dalam pemberian ASI eksklusif oleh ibu. 1.3.3 Bagi Ibu Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya ASI terutama ASI eksklusif serta manfaat ASI untuk bayi, ibu dan keluarga. 1.3.4 Bagi Petugas Kesehatan (Bidan, Petugas Promkes dan KIA) Menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas layanan yang telah diberikan kepada klien atau masyarakat, memperbaiki sistem pelayanan yang sudah ada khususnya dalam promosi ASI eksklusif. 1.3.5 Bagi Lembaga STIKes Garut Menjadi bahan informasi dan masukan, serta menambah referensi perpustakaan di STIKes Garut mengenai ASI eksklusif. 1.3.6 Bagi Puskesmas Dapat dijadikan bahan informasi dan masukan, sehingga dapat diambil langkah-langkah sebagai upaya untuk peningkatan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan tentang ASI eksklusif.

Linda M Qolbi: Rendahnya ASI Eksklusif

Linda M Qolbi: Rendahnya ASI Eksklusif